Solusi Mandiri Sampah, Kades Ciagel Rakit Alat Pembakar Berfilter Air

JABAROKENEWS.COM, Kota Serang – Di tengah keterbatasan sarana pembuangan sampah di wilayah Kabupaten Serang, seorang kepala desa menghadirkan solusi mandiri. Muhammad Yunus, Kepala Desa Ciagel, Kecamatan Kibin, merakit sendiri alat pembakar sampah yang unik menggunakan oli bekas sebagai bahan bakar dan dilengkapi sistem penyaring asap sederhana.

“Desa kami, seperti desa-desa lain, terus memproduksi sampah setiap hari. Tapi sejak TPAS Cilowong ditutup, masyarakat kebingungan harus buang ke mana. Dari situlah saya mulai berpikir untuk membuat alat ini,” ujar Yunus saat ditemui di Gedung Negara, Kamis (12/6/2025).

Berbekal pengetahuan dari kanal YouTube dan pengalaman otodidak, ia mulai merancang alat tersebut. Prosesnya tidak instan. Ia mengaku beberapa kali gagal, namun terus mencoba hingga akhirnya alat ini bisa berfungsi secara stabil.

Alat tersebut mampu membakar hingga satu ton sampah dalam satu hari jika dioperasikan terus-menerus. Namun, untuk saat ini, baru dimanfaatkan untuk membakar sekitar 5 kuintal sampah dari lingkungan sekitar. Yang menarik, oli bekas yang biasanya menjadi limbah justru dimanfaatkan sebagai sumber energi utama.

“Untuk asapnya, saya pakai sistem filter air. Jadi sebelum keluar ke udara, asap dilewatkan ke dalam bak air yang menyerap partikel berat. Hasilnya, asap tidak lagi pekat,” terang Yunus.

Ia mengungkapkan, air bekas filter asap kini juga tengah diteliti secara sederhana karena menunjukkan efek menolak hama pada tanaman. Sedangkan sisa abu pembakaran digunakan untuk pupuk kompos atau residu, tergantung jenis sampah yang dibakar.

Meski belum disempurnakan, alat ini menurutnya bisa menjadi solusi alternatif bagi desa-desa lain. Ia pun berharap ada perhatian dan dukungan dari pemerintah maupun perguruan tinggi.

“Saya sadar alat ini belum sempurna. Saya orang desa, bukan insinyur. Tapi saya percaya, kalau kita mau berbuat, pasti ada manfaatnya. Saya hanya ingin desa ini tidak tenggelam oleh sampah,” ujar Yunus.

Inovasi sederhana menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari desa. Dengan kemauan dan kreativitas, bahkan keterbatasan bisa menjadi sumber inspirasi.

( Yuyi Rohmatunisa)