Desa Sindangheula Inisiasi Pengolahan Sampah Organik sebagai Upaya Kurangi Timbulan Sampah
JABAROKENEWS.COM, Sindangheula – Pemerintah Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, menggelar pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak maggot di Kampung Pesagi Kembang (Beji), Senin (27/10/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Sindangheula, Suheli, S.Kom.I., MM perwakilan Kecamatan Pabuaran Janjan Sujana, pendamping desa Romi Saparudin dan Abdul Jalil, perangkat desa, ketua RT/RW, Karang Taruna, tokoh masyarakat, serta warga setempat. Pelatihan menghadirkan Rudi Nasrudin, penggiat lingkungan hidup yang menjadi narasumber utama, dengan materi tentang cara mengolah sampah organik menjadi pakan maggot sebagai solusi inovatif dalam mengurangi volume sampah sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.
Dalam pemaparannya, Rudi menjelaskan secara rinci siklus budidaya maggot yang berasal dari lalat Black Soldier Fly (BSF).
“Telur BSF ini akan menetas kurang lebih dalam waktu 3–4 hari. Sepengalaman saya, dari satu telur BSF bisa menghasilkan sekitar dua hingga tiga kilogram maggot dewasa. Setelah menetas, telur berubah menjadi bayi larva (baby larva) yang dirawat selama tujuh hari sebelum beralih menjadi maggot muda. Pada fase baby larva ini, pakan yang disarankan antara lain ampas tahu atau sisa makanan lunak seperti bubur,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setelah melalui fase maggot dewasa, siklus berlanjut ke tahap pre-pupa, kemudian pupa, hingga akhirnya menjadi lalat BSF.
“Setelah cangkang pupa retak, keluarlah lalat BSF jantan dan betina. Lalat ini perlu ditempatkan di ruangan khusus yang dilengkapi daun pisang kering sebagai tempat bertelur serta wadah minum berbahan jaring-jaring. Setelah lalat BSF kawin dan bertelur, keduanya akan mati, menandakan siklus kehidupan maggot kembali berulang,” jelasnya.
Narasumber juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Desa Sindangheula dalam mengikuti pelatihan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi semangat masyarakat di sini. Tidak banyak desa yang mau memulai pengolahan sampah. Biasanya orang cenderung membuang sampah sembarangan, tapi di Sindangheula justru diolah hingga bernilai jual. Ini langkah luar biasa,” tuturnya.
Kepala Desa Sindangheula, Suheli, S.Kom.I., MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya nyata pemerintah desa dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pemberdayaan masyarakat.
“Alhamdulillah hari ini kami pemerintah desa melaksanakan pelatihan budidaya maggot dari sampah organik. Ini adalah upaya untuk mengentaskan permasalahan sampah di desa sekaligus memberdayakan masyarakat agar bisa menghasilkan nilai ekonomi. Insyaallah, kegiatan ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suheli juga menuturkan bahwa ke depan pihaknya berencana mengolah sampah non-organik seperti plastik menjadi produk bernilai guna, seperti paving block, sapu lidi, dan kerajinan lainnya.
“Kami mohon doa dan dukungan semua pihak agar program ini bisa berkelanjutan. Insyaallah Desa Sindangheula akan semakin bersih, maju desanya, bahagia warganya,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Kecamatan Pabuaran, Janjan Sujana, menyampaikan apresiasi dan dukungan atas inisiatif Pemerintah Desa Sindangheula.
“Kami dari pihak kecamatan sangat mendukung kegiatan positif seperti ini. Pelatihan budidaya maggot ini bukan hanya mengurangi sampah, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Mudah-mudahan program ini berkelanjutan dan membawa manfaat luas,” pungkasnya. (Admin)


 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 