Lewat Platform X, Elon Musk Dorong Partai Baru untuk 80 Persen Masyarakat Tengah

JABAROKENEWS.COM, Istanbul — Miliarder teknologi Elon Musk kembali mengguncang lanskap politik Amerika Serikat. Kali ini, melalui unggahan di platform media sosial miliknya, X, Musk mengusulkan pembentukan partai politik baru yang, menurutnya, mewakili “80 persen masyarakat yang berada di tengah”.

Gagasan itu disampaikan lewat jajak pendapat kepada 220 juta pengikutnya di X pekan ini. Sebanyak 80 persen responden menyatakan dukungan terhadap ide pembentukan partai baru. “Ini adalah takdir,” tulis Musk dalam unggahan pada Jumat (6/6/2025) malam.

Dalam unggahan lanjutan, CEO Tesla dan SpaceX itu menyebut nama “America Party” sebagai opsi partai politik yang diajukan oleh para pendukungnya. Nama tersebut menyerupai America PAC, komite aksi politik yang didirikannya pada 2024. Komite itu sempat menghabiskan dana sekitar 239 juta dollar AS (setara Rp 4 triliun) untuk mendukung Donald Trump dan Partai Republik dalam pemilu tahun lalu.

Namun, hubungan Musk dan Trump kini memburuk. Kritik Musk terhadap mantan presiden itu semakin terbuka, termasuk soal arah kebijakan dan kepemimpinan partai. Di tengah perseteruan yang makin dalam, wacana pembentukan partai baru menjadi sinyal kemungkinan pergeseran sikap politik Musk.

Di sisi lain, pembentukan partai politik baru di Amerika bukan perkara mudah. Sistem pemilu AS yang berbasis dua partai besar menyulitkan pendatang baru. Setiap partai harus memenuhi persyaratan administratif yang berbeda-beda di tiap negara bagian agar dapat mencalonkan kandidat dalam pemilu.

Musk sempat menanggapi saran dari seorang warganet untuk mereformasi partai besar “dari dalam ke luar” ketimbang membentuk partai baru. Ia hanya menjawab pendek: “Hmm.”

Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai sejauh mana keseriusan Musk untuk melepaskan dukungannya terhadap Partai Republik ataupun sejauh mana ia akan melangkah dengan gagasan partai baru tersebut. Namun, langkah ini menambah daftar panjang intervensi tokoh teknologi itu dalam politik AS yang semakin polarisasi. (ihd)